Senin, 08 November 2010

Awal Mula Musik Jazz


Banyak yang beranggapan bahwa musik jazz adalah musiknya kaum elite dan mapan. Namun bila kita menegok ke akar jazz boleh dibilang justru bertolak belakang. Jazz adalah sebuah seni ekspresi dalam bentuk musik. Jazz disebut sebagai musik fundamental dalam hidup manusia dan cara mengevaluasi nilai-nilai tradisionalnya. Tradisi jazz berkembang dari gaya hidup masyarakat kulit hitam di Amerika yang tertindas. Awalnya, pengaruh dari tribal drumsdan musik gospel, blues serta field hollers (teriakan peladang). Proses kelahirannya telah memperlihatkan bahwa musik jazz sangat berhubungan dengan pertahanan hidup dan ekspresi kehidupan manusia.
Yang menarik adalah bahwa asal kata “jazz” berasal dari sebuah istilah vulgar yang digunakan untuk aksi seksual. Sebagian irama dalam musik jazz pernah diasosiasikan dengan rumah-rumah bordil dan perempuan-perempuan dengan reputasi yang kurang baik. Dalam perjalanannya kemudian, jazz akhirnya menjadi bentuk seni musik, baik dalam komposisi tertentu maupun improvisasi, yang merefleksikan melodi-melodi secara spontan. Musisi jazz biasanya mengekspresikan perasaannya yang tak mudah dijelaskan, karena musik ini harus dirasakan dalam hati. “Kalau kau menanyakannya, kau tak akan pernah tahu” begitu menurut Louis Armstrong.
Legenda jazz dimulai di New Orleans dan berkembang ke Sungai Mississippi, Memphis, St. Louis, dan akhirnya Chicago. Tentu saja musik jazz dipengaruhi oleh musik yang ada di New Orleans, tribal drums Afrika dan struktur musik ala eropa

    
     

Minggu, 07 November 2010

pesona taman nasional gede pangranggo

Taman nasional gunung gede pangranggo terletak di bogor,jawa barat.. Tepatnya di daerah cibodas..
Di cibodas ini banyak sekali pilihan wisata seperti pendakian gunung,air terjun,camping ground sampai kebun raya cibodas.

Dibawah ini adalah beberapa foto saya yang sedang berada disana




Defini Mobilitas Sosial

A. Pengertian
Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain.Kata sosial yang ada pada istilah mobilitas sosial untuk menekankan bahwa istilah tersebut mengandung makna gerak yang melibatkan seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial jadi. Mobilitas Sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain. 
B. Bentuk Mobilitas Sosial
1.Mobilitas Vertikal 
Mobilitas vertical adalah pepindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok warga pada lapisan sosial yang berbeda.
Mobilitas Vertikal naik memiliki dua bentuk ,yaitu sebagai berikut:
a) Naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi, dimana status itu telah tersedia. Misalnya:seorang camat diangkat menjadi bupati.
b) Terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi dari pada lapisan sosial yang sudah ada.
Mobilitas Vertikal turun juga mempunyai dua bentuk sebagai berikut.
a) Turunnya kedudukan seseorang kedudukan lebih rendah ,Misalnya, seseorang prajurit yang dipecat karena melakukan desersi.
b) Tidak dihargai lagi suatu kedudukan sebagai lapisan sosial atas,misalnya , seorang yang menjabat direktur bank,karena bank yang dipimpinya bermasalah maka ia diturunkan menjadi staf direksi.
Beberapa prinsip umum dalam mobilitas sosial vertical adalah sebagai berikut.
a) Tidak ada suatu pun masyarakat yang mutlak tertutup terhadap mobilitas sosial yang vertical.
b) Seterbuka apapun suatu masyarakat terhadap mobilitas sosial .
c) Setiap masyarakat pasti memiliki tipe mobilitas sosial vertical sendiri.
d) Laju mobilitas sosial disebabkan oleh faktor ekonomi,politik,dan pekerjaan yang berbeda-beda.
e) Mobilitas sosial yang disebabkan oleh faktor ekonomi,politik,dan pekerjaan, tidak menunjukkan adanya kecenderungan yang kontinu tentang bertambah .
2. Mobilitas Horizontal
Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan.
Ciri utama mobilitas horizontal adalah lapisan sosial yang ditempati tidak mengalami perubahan .Contohnya,tindakan mengevakuasi penduduk yang tertimpa bencana alam ke daerah lain.
3 . Mobilitas Antargenerasi
Mobilitas Antargenerasi adalah perpindahan antara dua generasi atau lebih, Mobilitas Antargenerasi dapat dibedakan menjadi dua ,yaitu sebagai berikut.
a) Mobilitas Intergenerasi 
adalah perpindahan status sosial yang terjadi di antara beberapa generasi.
b) Mobilitas Intragenerasi
Adalah perpindahan status sosial yang terjadi dalam satu generasi yang sama.

Kamis, 28 Oktober 2010

TUGAS




http://studentsite.gunadarma.ac.id
Fasilitas-fasilitas di studentsite :
Locker : Untuk melihat BAAK news dan jadwal perkuliahan
Email : Untuk mengirim dan menerima email
Calendar : kalender akademik
addresbook : untuk mengisi biodata. sama seperti contact di hp
Infolog
File manager
Forum : Tempatnya mahasiswa gunadarma share apapun didunia maya
bookmarks
Polls : tempat untuk polling
Logout : keluar dari account

Kelebihan :
1. Mempermudah mahasiswa untuk  mendapatkan informasi tentang dunia kampus.
2. Menu-menunya sangat mudah dipahami
3. Membantu mahasiswa dalam mata kuliah softskill

Kekurangan :
1. Design websitenya kurang menarik
2. Masih banyak fitur-fitur yang belum bisa digunakan
3. Pemanfaatanya belum dimaksimalkan

Sabtu, 09 Oktober 2010

PENGARUH KEGIATAN MENDAKI GUNUNG TERHADAP KEMANDIRIAN

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
        
                  Tidak sedikit seseorang pada khususnya pemuda-pemuda jarang sekali yang bisa mandiri hal itu di sebabkan dirumah mereka masing-masing telah memilki pembantu rumah tangga, sehingga semua kegiatan di rumah dilakukan oleh pembantu tersebut.
Dengan adanya pembantu dirumah kita jadi tidak pernah melakukan kegiatan rumah tersebut seperti mencuci baju dan menyetrika sendiri, dan sehabis makan kita juga tidak pernah mencuci sendiri dan mungkin masih banyak lagi. Apakah mandiri itu? Mandiri menurut saya adalah dimana seseorang tidak mengantungkan hidupnya dengan orang lain.Dalam hal ini adalah seperti mengurus dirinya sendiri tidak tergantung kepada orang lain,meskipun manusia tidak bisa hidup sendiri tetapi minimal bisa mengurusi kebutuhanya sendiri.
         Ada beberapa cara untuk belajar mandiri yaitu salah satunya dengan kegiatan mendaki gunung, mungkin anda bertanya-tanya,mengapa mendaki gunung?karena mendaki gunung itu tujuan utamanya selain menikmati keindahaan alam juga untuk belajar mandiri, mengapa bisa demikian? Karena jika kita naik gunung kita tidak bisa bergantung kepada orang lain mulai dari persiapan mendaki gunung seperti menyiapkan alat-alat pendakian dan mempacking baju ke career sendiri, dan ketika telah tiba di jalur pendakian kita harus mengangkat/membawa tas career/keperluan kita di gunung sendiri
 tanpa bantuan orang lain karena mereka pun sibuk dengan tas career/perlengkapan mereka masing-masing.
          Ketika tiba hujan atau badai kita harus menyiapkan peralatan kita sendiri agar tubuh kita tidak basah dan ketika kita bermalam di gunung kita harus mempersiapkan bahan masakan kita sendiri,memasaknya sendiri dan mencuci peralatan makanan kita sendiri sehingga kemandirian kita akan terlatih, tapi bukan hanya nilai kemandirian saja yang kita dapat jika kita mendaki gunung, tetapi masih banyak lagi, contohnya seperti ini jika kita dirumah sering membuang-buang air maka di atas gunung kita akan belajar bagaimana menghargai setetes air, karena disana sumber air sangat terbatas sehingga kita harus menyiapkan air sendiri di perjalanan.
            Maka dari itu kemandirian harus dimiliki siapapun karena tidak mungkin setiap saat kita bergantung kepada orang lain. Oleh karena itu saya ingin meneliti apakah dengan mendaki gunung bisa mempengaruhi kemandirian seseorang.


1.2 Identifikasi Masalah
      
      1. Apa yang dimaksud mendaki gunung?
      2. Mengapa mendaki gunung bisa mempengaruhi kemandirian seseorang?
      3. Apa yang dimaksud kemandirian?
      4. Bagaimana cara mendaki gunung yang bisa mempengaruhi kemandirian
          seseorang?

      5. Diukur dari manakah kemandirian itu?

1.3 Rumusan Masalah

            Dari latar belakang diatas maka masalah yang dirumuskan sebagai berikut :
      “ Apa pengaruh kegiatan mendaki gunung terhadap kemandirian seseorang”


1.4 Pembatasan Masalah 

  Bedasarkan rumusan masalah di atas, dalam karya tulis ini hanya pada
“pengaruh  kegiatan mendaki gunung terhadap kemandirian”

BAB II

Pembahasan

2.1 Landasan Berfikir

2.1.1 Hakikat mendaki gunung
             Mendaki gunung adalah secara definisi dapat diartikan sebagai olahraga mendaki gunung yang bertujuan untuk keilmuan atau sekadar pendakian untuk penaklukan. Olah raga mendaki gunung adalah paduan antara hobi, kreasi, dan prestasi. Untuk mewujudkannya diperlukan persiapan yang matang dan perencanaan yang betul-betul baik sehingga bisa berjalan dengan baik dan mengurangi resiko yang ada.[1]
            Menurut Harley.B.Sasta mendaki gunung adalah aktivitas kegiatan alam bebas seperti mendaki gunung bisa di katakan sebagai olahraga rekreasi. Namun karena aktivitasnya dilakukan di alam terbuka,mendaki gunung memerlukan kondisi prima dari para pendakinya. Anda yang menyukai kegiatan alam terbuka haruslah menyadari berbagai bahaya yang mungkin mengancam ketika melakukan aktivitas di alam terbuka tersebut.[2]

            Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan, mendaki gunung adalah suatu kegiatan alam bebas yang menuntut pengiatnya untuk memiliki kondisi kesehatan yang prima disertai perlengkapan atau peralatan mendaki gunung yang lengkap, karena bahaya bisa mengancam kita bahkan menyebabkan kematian.


[1] Linda Katantri Dewi, Mountainnering, www.himpasvignecvara.org,2007
[2] Harley.B.Sasta,Mountain climbing for everybody,PT Mizan Publika 2007, hlm 9

2.1.1.1 Perencanaan Mendaki Gunung
            Dalam setiap pendakian gunung kita sebaiknya merencanakan pelaksanaanya dengan matang karena berhasil atau tidaknya sampai puncak tergantung dari perencanaan kita. Salah seorang pendaki senior Indonesia, Alm.Norman Edwin,mengatakan bahwa seorang pendaki gunung pada dasarnya menghadapi dua jenis rintangan ketika melakukan kegiatanya. pertama sifatnya ekstern, artinya datang dari objek yang sedang di hadapi. Objek itu adalah gunung,dan rintangan yang dihadapi berupa cuaca atau medan berat. Bahaya yang ditimbulkanya yaitu bahaya objek (objective danger). Rintangan kedua sifatnya intern, yaitu datang dari si pendaki itu sendiri . Kalau si pendaki itu tidak mempersiapkan diri dengan baik maka rintangan itu datang dari dirinya sendiri. Bahaya yang timbul disebut bahaya subyek (subyektive danger).

2.1.1.2 Unsur-unsur mendaki gunung yang mempengaruhi kemandirian

2.1.1.2.1 Memasak      
            Didalam mendaki gunung kita tidak mungkin hanya satu hari saja dan tidak mungkin kita membawa makanan yang sudah matang karena akan basi,oleh karena itu kita harus memasak. Jadi kita harus membawa bahan mentah dari bawah atau mengambil dari alam sekitar jika tersedia dan mengolahnya menjadi sebuah masakan. Selayaknya memasak dirumah,memasak di gunung juga harus memperhatikan gizi dan energi yang terkandung dalam makanan yang kita olah karena antara keluar dan masuknya energi harus seimbang. Biasanya para pendaki gunung memasak kornet,ikan asin,sop dan mie instant. Jadi secara tidak langsung kemandirian kita akan terpengaruhi                       

2.1.1.2.2 Membawa Peralatan Mendaki Gunung Sendiri

            Jika dirumah atau dikantor kita bisa menyuruh pesuruh kita untuk melakukan sesuatu yang kita butuhkan padahal kita bisa melakukanya sendiri. Lain halnya jika kita mendaki gunung karena disana kita tidak bisa menyuruh orang lain untuk membawakan barang bawaan kita karena mereka juga sibuk dengan barang-barang mereka sendiri. Jadi kita harus membawa barang-barang kita sendiri tanpa mengandalkan orang lain, jadi secara tidak langsung kemandirian kita akan terpengaruh.

2.1.1.2.3 Disiplin

            Menurut Muhamad Ali ada dua faktor  untuk menjadi prasyarat kemandirian yaitu disiplin dan komitmen terhadap kelompok. Didalam mendaki gunung kedua unsur tersebut  memang bagian penting dalam mendaki gunung dimana disiplin itu harus diterapkan sipendaki agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan seperti hilang digunung. Begitu juga dengan komitmen terhadap kelompok,dimana sipendaki harus memegang teguh komitmenya terhadap kelompoknya untuk tidak bertindak sendiri jika ada masalah dan komitmen tidak merusak alam.
           

.
2.1.2 Hakikat Kemandirian

            Menurut Jacob Utomo, “kemandirian adalah mempunyai kecenderungan bebas berpendapat. Kemandirian merupakan suatu kecederungan menggunakan kemampuan diri sendiri untuk menyelesaikan suatu masalah secara bebas, progresif, dan penuh dengan inisiatif”[1]. Pendapat ini dapat diartikan bahwa seseorang yang mempunyai kemandirian akan bertanggung jawab dan tidak tergantung kepada orang lain. Durkheim, dalam kutipan Muhammad Ali, “berpendapat bahwa: kemandirian tumbuh dan berkembang karena 2 (dua) faktor yang menjadi prasyarat bagi kemandirian, yaitu 1) disiplin, yaitu adanya aturan bertindak dan otoritas, dan 2) komitmen terhadap kelompok”[2]. Pendapat tersebut mempertegas bahwa kemandirian itu berkembang melalui proses keragaman manusia dalam kesamaan dan kebersamaan, bukan dalam kevakuman.
            Menurut Yusuf Hadi Miarso, “bahwa belajar mandiri prinsipnya sangat erat hubungannya dengan belajar menyelidik, yaitu berupa pengarahan dan pengontrolan diri dalam memperoleh dan menggunakan pengetahuan”[3]

Pendapat ini berarti kemampuan ini penting karena keberhasilan dalam kehidupan akan diukur dari kesanggupan bertindak dan berpikir sendiri, dan tidak tergantung kepada orang lain. Paling sedikit ada 2 (dua) kemungkinan untuk melaksanakan prinsip ini, yaitu 1) digunakan program belajar yang mengandung petunjuk untuk belajar sendiri oleh peserta didik dengan bantuan guru yang minimal, dan 2) melibatkan siswa dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan.

2.1.2.1 Proses Kemandirian

            Untuk menjadi manusia yang mandiri kita membutuhkan proses kemandirian tersebut. Banyak cara untuk mengasah kemandirian salah satu medianya yaitu dengan mendaki gunung atau sekedar camping di alam terbuka.  "Proses kemandirian adalah adanya kesadaran dalam diri kita untuk bisa mendisiplinkan diri kita senyaman mungkin dengan cara kita sendiri...., tidak bergantung kepada orang lain terhadap apa yang seharusnya dapat di kerjakan sendiri, tanpa melupakan kodrat kita sebagai mahluk sosial...."[4]

2.2 Kerangka Befikir
2.2.1 Pengaruh Kegiatan Mendaki Gunung Terhadap Kemandirian
           
Seperti yang sudah disebutkan bawha kemandirian tumbuh dan berkembang karena dua faktor yang menjadi prasyarat bagi kemandirian yaitu disiplin dan komitmen terhadap kelompok. Dalam mendaki gunung dua faktor tersebut bagian dari yang terpenting pendakian,selain fisik dan mental. Saat kita mendaki gunung kita harus disiplin jika kita melanggar peraturan yang sudah ditetapkan disana maka nyawa kita taruhanya. Begitu juga dengan komitmen terhadap kelompok,dimana si pendaki jika tidak memegang teguh komitmenya terhadap kelompoknya maka bisa menyebabkan celaka contohnya mengambil keputusan sendiri tanpa bermusyawarah dengan kelompoknya jika terjadi suatu masalah. Selain dua faktor tersebut terdapat juga faktor lain seperti memasak,mendirikan tenda,dll. Maka secara tidak langsung selama berkegiatan mendaki gunung akan mempengaruhi kemandirian anda ke tahap yang lebih baik.






  1] Jacob Utomo, Membangun Harga Diri ( Jakarta : Gramedia, 1990 ), p. 108
[2] Muhammad Ali, op. cit, p. 110
[3] Miarso, Yusufhadi, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, ( Jakarta : Kencana, 2004 ), p. 267
[4] Rian,proses kemandirian, www.answers.yahoo.com,2007



BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan dikemukakan tujuan penelitian,metode penelitian,tempat dan waktu penelitian,fokus penelitian,objek penelitian,instrument penelitian,teknik analitis data dan kriteria analisis data.

3.1 Tujuan Penelitian
            - Untuk mengetahui pengaruh mendaki gunung terhadap kemandirian seseorang

3.2 Metode Penelitian
            Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah  deskriptif kuantitatif

3.3 Tempat dan waktu penelitian
            Penelitian karya tulis ini dilakukan dari tanggal 16-18 april 2010

3.4 Fokus Penelitian
            Penelitian berfokus pada kemandirian

3.5 Objek Penelitian
            Populasi penelitian ini adalah para pendaki gunung di daerah pondok gede dan sample yang diambil secara acak.

3.6 Instrument Penelitian
            Instrument dalam penelitian ini adalah peneliti dan kuesioner serta di bantu oleh table analisis data untuk mengetahui Pengaruh Kegiatan Mendaki Gunung Terhadap Kemandirian. Adapun aspek-aspek yang di analisis adalah sebagai berikut.

No
Yang diteliti
Disiplin
Bertahan hidup di tempat terbuka
Tidak bergantung pada orang lain





































3.7 Teknik Analitis Data
            Setelah kuesioner disebar dan dikumpulkan maka teknik analisis data sebagai berikut
-Editing
-Coding
-Tabulasi data
-Analisis data
-Interprestasi
-Simpulan
-Saran

3.8 Kriteria Analisis Data
            Kriterian yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut adalah
-          Kemandirian bertahan hidup di alam terbuka
-          Kemandirian mengurus diri sendiri
-          Kemandirian disiplin waktu
-          Kemandirian tidak tergantung kepada orang lain

BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi dan Interprestasi Data
            Deskripsi data penelitian ini meliputi hasil penelitian pada pengaruh kegiatan mendaki gunung terhadap kemandirian. Berikut ini adalah hasil penelitian yang telah dilakukan.

4.1.1 Deskirpsi Data
Tabel 1.1
Pengaruh Kegiatan Mendaki Gunung Terhadap Kemandirian Seseorang
Keterangan
√= mempengaruhi aspek kemandirian, - =tidak mempengaruhi aspek kemandirian
No
Yang diteliti
Disiplin
Bertahan hidup di tempat terbuka
Tidak bergantung pada orang lain
1.
Crisna
2.
M.Izul
-
3.
Randra
4.
Slamet
-
5.
Bade
-
6.
Teguh
-
-
7.
Uban
-
-
8.
tony
-
9.
Abdulrahman
-
-
10.
Q-joy
11.
Rizky Maulana
12.
Luck Permana
13.
Dini Hanifah
14.
Rimba
15.
Iwan Mahmud
16.
Nanda Iqbal
-
17.
Aris Dwi Rahmanio
18.
Mario Muhamad
19.
Eki Ramdani
-
-

Total
11
16
17


BAB  V
PENUTUP
5.1 Simpulan
            Setelah penulis telah menjelaskan tentang pengaruh kegiatan mendaki gunung terhadap kemandirian seseorang, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      Ada tiga aspek yang mempengaruhi kemandirian seseorang
2.      Tidak semua aspek kemandirian yang dirasakan para pendaki
3.      Aspek yang paling banyak dipilih para pendaki adalah aspek bertahan  hidup di tempat terbuka
4.      Aspek yang paling sedikit dipilih para pendaki adalah aspek disiplin saat mendaki gunung
5.      Semua aspek mempengaruhi kemandirian seseorang menjadi lebih mandiri dari sebelumnya

5.2 Saran
            1. Untuk para pendaki gunung agar lebih bisa memaksimalkan unsur-unsur kemandirian
                saat mendaki gunung
            2. Untuk para pendaki gunung agar mempersiapkan segala kebutuhan untuk mendaki
                Gunung

3. Untuk para pendaki gunung agar tidak merusak alam, dan terus lestarikan alam kita
                agar anak cucu kita bisa merasakanya juga


Profil Penulis
Foto0419.jpg          Nama                   : Awang Mamiri Ranru
          TTL           : Malang,22 Oktober 1992
          Alamat       : Jl.Jeruk 2 no.14 rt 07 rw 018
                               Kp.bulak poncol,Jatirahayu,
                               Pondok melati,Bekasi.
                                                Hoby          : Mendaki gunung,outdoor activity
                                                Motto         : Hidup Cuma sekali terlalu singkat
                                                                     tuk disesali
                                                Riwayat     : Tk Hudal Islam III
                                                                      Sdn Jatiwaringin XIX
                                                                      Smp Angkasa III
                                                                      Sma Nasional I